Laman

Sunday, October 31, 2010

Dewi Persik Mangkir Syuting karena Typhus

Dewi Persik Mangkir Syuting karena Typhus


Dewi Persik Mangkir Syuting karena Typhus

Posted: 31 Oct 2010 12:15 AM PDT

JAKARTA- Dewi Persik menyangkal dirinya tak bertanggung jawab dengan tidak syuting di hari pertama untuk film Goyang Kerawang. Dia mengaku terkena penyakit typhus.

Dewi pun membeberkan hasil rekam medis dirinya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (30/10/2010). "Nih sudah tujuh hari tidak BAB, leher sakit bila menelan. Disertai mual," katanya.

Intinya, kata Depe dia terkena penyakit typhus. Tapi dia tidak mengerti jenis typhus apa yang dideritanya. "Saya tak mau lihat penyakit saya, saya maunya kerja saja. Saya maunya sehat," ungkap Depe.

Menurut Depe, produser film tersebut Shankeer seharusnya mengerti bahwa dirinya sedang menderita sakit. Karena ada seseorang yang ditugaskan Shankeer untuk menjemput dirinya.

"Orang itu tahu saya sakit. Saya ada di rumah dan tidak ada di Singapura Pak Shankeer, saya ada di rumah," tegasnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Depe mengaku kecewa karena setelah mengetahui sakit bukannya Shankeer dan Julia Perez menjenguknya, malah melancarkan fitnah kepadanya.

"Gak usah bawa bunga, buah-buahan atau makanan. Paling enggak bilang 'kita prihatin Depe, lekas sembuh ya. Eh bawa fitnah," kata Depe menyesalkan.

Sebelumnya, Shankeer dan Julia Perez melakukan jumpa pers perihal mangkirnya Dewi Persik dari hari pertama syuting untuk film Goyang Kerawang. Dalam kesempatan itu, Julia Perez menilai Dewi Persik tidak professional dan seperti anak kecil.(Go Spot/Media/uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Julia Perez: Dewi Persik Childish Sekali!

Posted: 30 Oct 2010 11:29 PM PDT

JAKARTA- Mangkirnya Dewi Persik dari syuting pertama film horor Arwah Goyang Karawang membuat Julia Perez menganggap janda Saipul Jamil itu tidak profesional.

"Buat saya itu tindakan entertainer yang tidak profesional, karena kita harus junjung tinggi profesional. Aku sempet kecewa. Karena aku sempet semangat banget. Dia sosok yang childish sekali. Dia menghantam semua pemain, bukan hanya sutradara, dan produser. Kita semua sempet bad mood. Tiba-tiba dia nggak bisa syuting," jelas wanita yang biasa dipanggil Jupe ini, ditemui di lokasi syuting Arwah Goyang Karawang, di Mega Matra, Hotel Matraman, Jakarta, Sabtu (30/10/2010).

Hal ini pun sangat disayangkan oleh Jupe. Dirinya pun merasa disepelekan oleh Depe. "Iya. Karena buat saya dia tidak profesional saja," katanya.

Dirinya pun secara gamblang mengatakan bila dalam film ini tidak mungkin perannya diganti dengan orang lain, karena dirinya sudah berlatih selama satu tahun.

Kabar mengenai Depe yang menginginkan peran utama di film bergenre horor itu malah membuatnya bingung. Dirinya pun tak masalah bila hanya mendapatkan posisi kedua dalam film itu.

"Saya pernah main film di Naga Bonar jadi 2, cuma numpang lewat saja. Tapi aku nggak masalah. Aku malah bingung sama Depe di sini. Nah di sini aku udah latihan setahun lalu. Nggak mungkin kalau aku diganti," ucapnya.

Jupe mengaku bila dirinya belum pernah bertemu langsung dengan Depe. Maka dari itu, dia tidak takut konflik berkepanjangan dan jadi bermusuhan, karena Jupe menganut prinsip bekerja secara profesional.

"Saya banyak bertemu dengan banyak karakter orang. Tapi buat saya ketika saya kerja, saya pegang komitmen awal. Saya seorang entertainer profesional. Kita menghibur orang di luar sana," ungkapnya.

Kendati demikian, Jupe mengakui bila dia sangat menghargai dan tidak ingin mengecewakan Depe.

Bahkan dia mengatakan kalau sangat excited bila bisa bermain satu film bersama, sampai-sampai dia tidak bisa tidur karena akan adu akting.
(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

'Social Network', Kesuksesan yang mengguncang Dunia

Posted: 30 Oct 2010 11:20 PM PDT

SIAPA yang tidak mengenal Facebook ? Hampir semua yang familiar dengan internet tentu mengetahui sebuah layanan jejaring sosial bernama Facebook. Saking fenomenalnya, Facebook mampu mengalahkan Friendster dan Myspace (Jejaring sosial sebelum Facebook) yang juga pernah booming di masanya.

Fenomenal Facebook nampaknya membuat kepincut rumah produksi Columbia Pictures untuk mengisahkan lahirnya Facebook oleh penciptanya bernama Mark Zuckerberg.

Untuk meloloskan proyek kisah biopic ini ke layar lebar, Columbia menyerahkannya kepada sutradara handal David Fincher yang sukses lewat beberapa filmnya yang berjudul The Curious Case of Benjamin Button, Panic Room, serta Se7en.

Film Social Network sendiri merupakan adaptasi dari buku laris karya Ben Mezrich yang berjudul The Accidental Billionaires: The Founding of Facebook, A Tale of Sex, Money, Genius, and Betrayal. Social Network, diawali dengan sosok pemuda bernama Mark Zuckerberg yang jenius namun juga arogan serta seringkali menunjukan sikap antagonis di antara lingkungan sekitar.

Dikisahkan Mark berteman baik dengan Eduardo yang merupakan teman kuliah di Universitas Harvard di kota Boston. Bermodalkan hanya dengan seribu dollar, mereka mulai membangun facebook yang awalnya hanya diperuntukan kepada para mahasiswa di Harvard. Lambat laun kesuksesan Facebook semakin meroket hingga ekspansi ke Universitas di seluruh Boston, seluruh Amerika, hingga ke seluruh benua di dunia.

Diceritakan juga awal-awal kesuksesan Facebook mampu mencuri perhatian Sean Parker yang merupakan salah satu pendiri Napster. Napster merupakan sebuah portal/website yang pada tahun 2000 begitu digandrungi oleh pengguna internet sebagai layanan saling bertukar lagu-lagu MP3. Kejeniusan Mark dan pengalaman Sean Parker itulah akhirnya melambungkan facebook menjadi situs jejaring sosial nomor satu di dunia.

Namun, yang coba dijual oleh film social Network bukanlah fenomenal dan trik jitu facebook dalam mengungguli situs-situs jejaring sosial lainnya. Namun, dalam film ini lebih menekankan bagaimana Mark Zuckerberg yang cerdas pada akhirnya dimusuhi oleh teman dekatnya hingga sampai pada tuntutan mencuri ide oleh mahasiswa lainnya dalam membuat Facebook.

Kisah perselisihan, permusuhan, pengkhianatan, dan berakhir di jalur hukumlah yang menjadi porsi besar dalam Social Network yang berdurasi 121 menit ini. Mark yang pada akhirnya menjadi seorang milyuner baru harus dituntut USD600 juta oleh sahabat dekatnya.

Social Network akhirnya menjadi sebuah kisah drama apik yang mengandalkan pola flashback/kilas balik untuk menghibur penontonnya. Hal tersebut cukup berhasil melihat lamanya durasi film.

Nilai lebih lainnya dari Social Network adalah bagaimana para aktor-aktor yang memerankan kisah dibalik perjalanan Facebook. Akting Jesse Eisenberg yang memerankan Mark Zuckerberg terlihat padu bersama Andrew Garfield yang memerankan Eduardo. Plus peran si mantan kekasih Britney spears, Justin Timberlake yang tampil energik, ekplosif, dan antagonis dalam memerankan Sean Parker.

Sayangnya David Fincher dan penulis skenario Aaron Serkin justru lebih fokus dan terlalu terlena dalam perselisihan diantara Mark dan lingkungannya. David Fincher justru tidak menggambarkan bagaimana hal hal inovatif yang menjadi kelebihan Mark Zuckerberg dalam menciptakan facebook. Banyak inovasi dalam facebook seperti "Wall", "Like this", "Newsfeed", ataupun "tag photo" justru tidak diceritakan dalam film ini.

Secara garis besar, Social Network garapan David Fincher mampu menghadirkan aura sinematik yang berbeda dari film-film Hollywood belakangan ini. Ide penciptaan facebook mampu menjadi inspirasi bagi para penonton dalam mewujudkan ide yang berujung pada kesuksesan seperti kesuksesan google atau e-bay di jaman yang mengalami revolusi tekhnologi saat ini dengan media bernama internet. Selamat Menonton..(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Oppie Andaresta Akan Kunjungi Korban Bencana

Posted: 30 Oct 2010 11:12 PM PDT

JAKARTA-Setelah mengisi acara "A Charity Night for Wasior, Mentawai, dan Merapi", yang dihadiri oleh Menteri Perhubungan Fredy Numberi, penyanyi Oppie Andaresta turut tergerak mengikuti aksi sosial. Pelantun tembang Cuma Khayalan ini berniat mengunjungi korban bencana.

"Beberapa waktu lalu ada bencana banjir di Wasior, ada yang tergerak untuk membuat acara pengumpulan dana. Dengan senang hati saya ikut terlibat di dalamnya mengisi acara dengan menyanyi. Ternyata acara charity belum terlaksana muncul bencana Mentawai dan Merapi, dan charity ini berubah menjadi Wasior, Mentawai, dan Merapi," kata Opie, Jumat (29/10/2010) malam.

Menurut Oppie, bencana yang terjadi di indonesia disebabkan ulah tangan manusia, serta pengaruh letak geografisnya.

"Bencana itu disebabkan oleh letak geografis negara kita yang berada di daerah patahan, sehingga mudah terjadi gempa. Kedua, respek sama alam, hukum alam konsepnya sama dengan karma," imbuh perempuan yang selalu bergaya nyentrik ini.

Rencananya, ibu  akan mengunjungi korban bencana seperti yang pernah dilakukanya dulu saat terjadi tsunami di Aceh.

"Iya, nanti pas masa pemulihan trauma. Paling mengatasi trauma saya akan berangkat bersama LSM tertentu. Di sana nanti saya akan berkesenian untuk menghilangkan perasaan trauma bencana yang sering terjadi. Saya pergi bukan sekarang, kalau sekarang mereka sangat membutuhkan makan, tidak kedinginan, tempat untuk tidur," tutupnya. (nsa)(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

No comments:

Post a Comment