Laman

Friday, August 19, 2011

Umur Setengah Abad, Jacky Cheung Siap Mati

Umur Setengah Abad, Jacky Cheung Siap Mati


Umur Setengah Abad, Jacky Cheung Siap Mati

Posted: 19 Aug 2011 12:52 AM PDT

HONG KONG - Jacky Cheung yang genap berusia 50 tahun pada 10 Juli 1961, mengaku siap dipanggil Tuhan kapanpun.
 
Bahkan aktor film Once Upon a Time in China itu sudah bicara soal kematian pada keenam anaknya selama 11 tahun terakhir. Membicarakan kematian yang dianggap tabu itu, kepada anak-anaknya diungkapkan Jacky karena dia ingin anaknya yang semuanya berjenis kelamin perempuan itu agar bisa mandiri bila dia telah tiada.
 
"Lebih baik membiarkan mereka untuk memahami dan menerima kenyataan sejak awal karena toh akhirnya saya akan meninggalkan mereka juga, sehingga mereka perlu belajar untuk mandiri dan mengurus diri mereka masing-masing," tutur Jacky seperti yang dilansir Liberty Times, Jumat (19/8/2011).
 
Keterbukaan aktor kawakan ini membuat anak-anaknya bersedih, terutama putri bungsunya Zia yang selalu menangis bila Jack bicara kematian. "Saya menyadari betul manusia itu ada batasan usia, semua pasti matai. Dan di sisa usia ini saya menjaga kesehatan untuk anak-anak saya," paparnya.
 
Jacky juga mengaku tidak pernah takut bertambah tua. Bahkan, dia sangat menantikan proses perubahaan pada tubuh dan wajahnya. "Sebenarnya saya sangat menantikan menjadi tua, karena saya ingin tahu bagaimana saya akan seperti apa ketika saya mulai tua!," ucap Jacky.
(efi)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

FFI 2011 Janjikan Perubahan

Posted: 18 Aug 2011 11:14 PM PDT

JAKARTA - Kisruh mewarnai ajang Festival Film Indonesia (FFI) tahun lalu. Kini, panitia FFI 2011 berbenah dan berjanji melakukan perubahan.

Tahun lalu, FFI berujung pada kisruh dewan juri dan dewan seleksi yang berbeda pendapat tentang tidak dimasukannya film Sang Pencerah dalam daftar nominasi. Ketua Komite Festival Film Indonesia (KFFI) Niniek L Karim juga mengundurkan diri waktu itu.

"Kita tahu FFI itu alerginya sudah besar. Ini susah juga kalau mau kita perbaiki dari dalam. FFI merupakan persoalan yang sederhana, namun sulit. Intinya kita menampung kritik, apresiasi semua pihak. Pada prinsipnya, semua rindu pada FFI yang bermartabat," ujar ketua pelaksana FFI 2011 Abduh Aziz di Gedung Film, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2011) malam.

Abduh belum menjelaskan secara rinci perubahan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki citra FFI sampai 25 Agustus 2011 mendatang. "Tahun ini akan diadakan Kompetisi Film Televisi untuk kategori film cerita lepas dengan durasi minimal 70 menit atau dikenal sebagai FTV, untuk memperebutkan Piala Vidia," urainya.

Penulis cerita asli terbaik yang pernah ada dalam FFI 1982-1991 akan dihidupkan lagi. Sebagai konsekuensinya, Piala Citra untuk penulis skenario cerita asli terbaik dan penulis skenario cerita adaptasi terbaik dilebur menjadi satu, yakni penulis skenario terbaik.

Sistem penjurian juga akan melibatkan lebih banyak pekerja film, sehingga diharapkan berlangsung penilaian teknis yang lebih cermat oleh ahli di bidang masing-masing. Dengan begitu, diharapkan kualitas nominasi serta pemenang FFI 2011 bisa menjadi lebih baik.

"Siaran langsung pengumuman nominasi dan malam anugrah akan dikemas dalam format baru yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Panpel FFI 2011 akan fokus memberikan apresiasi mengenai film Indonesia dan menghormati para pekerja film," pungkasnya.
(rik)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Jiro Wang Tolak Permintaan Ibunda Punya Anak di Luar Nikah

Posted: 18 Aug 2011 10:45 PM PDT

HONG KONG - Jiro Wang diminta ibunya mempunyai anak tanpa ikatan pernikahaan. Permintaan itu ditolak oleh pentolan grup musik Fahrenheit ini.
 
Dia memiliki alasan tersendiri mengapa menolak memiliki anak di luar nikah. Jiro masih berpikir konvensional dan tidak berpikir modern seperti ibunya. "Saya tidak pernah berpikir untuk melakukan itu. Saya harus menikah dulu, baru punya anak," tutur Jiro seperti dikutip Xi Msn, Jumat (19/8/2011).
 
Penyanyi yang genap berusia 30 tahun pada 24 Agustus ini bercita-cita menikah di umur 30 tahun. "Dulu saya bercita-cita ingin menikah dan memiliki keluarga pada saat usia 30. Tapi ibuku selalu mendesak saya dengan pertanyaan menikah setiap tahun dan itu membuat saya sampai sekarang jomblo," paparnya.
 
Bahkan dengan bercanda, Jiro memita wartawan setempat untuk mencarikan gadis manis yang pantas dengannya. "Saya belum punya pacar. Kalau ada gadis manis boleh dikenalkan kepada saya," canda Jiro.
(efi)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

No comments:

Post a Comment