Laman

Sunday, September 18, 2011

Pelawak Senior Sup Yusup Tutup Usia

Pelawak Senior Sup Yusup Tutup Usia


Pelawak Senior Sup Yusup Tutup Usia

Posted: 17 Sep 2011 11:08 PM PDT

BANDUNG- Pelawak senior era 1950-an, Sup Yusup meninggal dunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, Sabtu kemarin pukul 19.45 WIB.

Sejak 28 Mei 2011 lalu, mantan personel grup lawak DeBodor dan 'Empat S' itu menderita diabetes dan radang paru-paru, sehingga almarhum harus keluar masuk rumah sakit.

Jaka Sutiasa putra Sup Yusup menjelaskan, kesehatan ayahnya menurun drastis sejak Jumat, 16 September malam. Saat itu almarhum sempat dibawa ke RSUD Ujungberung Bandung. Namun kondisinya terus memburuk. RSUD Ujungberung merujuk Sup Yusuf ke RSHS Bandung.

"Namun setelah mendapat perawatan, ayah dipanggil Yang Kuasa," ujar Jaka sedih.

Saat dibawa ke RSUD Ujung Berung, gula darah Sup Yusup mencapai 500 lebih. Menurut Jaka, setelah diobservasi ternyata di paru-paru Sup Yusup terdapat flek. "Karena pertimbangan peralatan di RSHS lebih lengkap maka bapak dirujuk ke sini (RSHS Bandung)," jelasnya.

Jaka menyebutkan, ayahnya sempat dirawat di RSUD Ujungberung. Pada Juni lalu sempat keluar dari RSUD. Saat itulah kondisi kesehatan Sup Yusuf tidak kunjung membaik.

"Bapak sudah sakit sejak 1995. Sebelumnya sudah empat kali bolak-balik masuk rumah sakit," tuturnya.

Rencananya, almarhum akan dimakamkan hari ini. Almahum meninggalkan seorang isteri Ling Ye Ping dan satu orang putra, Jaka Sutiasa.

Sup Yusup dikenal sebagai Mang Odon atau Si Jebleh setelah bermain dalam serial film Si Kabayan. Pada 1959 dia hijrah ke Bandung mendirikan Grup Lawak Empat S. Lalu pada 1971 pindah ke Jakarta bergabung dengan Ateng Iskak Grup.

Pada 1980-an, Sup Yusup mendirikan grup lawak D'Bodor bersama Abah Us Us. Pada 1991 dia pindah lagi ke Bandung bergabung dengan D'Kabayan (dengan almarhum Kang Ibing).

Sejak itu hingga akhir hayatnya, almarhum tetap bekerja di dunia lawak meski tak terikat grup lawak tertentu. Almarhum sering diundang menjadi MC di dalam dan luar negeri.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Herdiwan, membenarkan bahwa Sup Yusup meninggal. Dia mengaku, secara pribadi dan umumnya Jawa Barat sangat kehilangan atas meninggalnya pelawak senior tersebut.

"Meninggalnya Sup Yusup membuat dunia kesenian  khususnya di Jawa Barat kembali berduka. Almarhum meski berkiprah di tingkat nasional (Jakarta), tetapi lawakannya sangat khas," ungkapnya, saat dihubungi wartawan.(rik)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Pacari Pria Singapura, Sheza Idris Tak Mau Nekat

Posted: 17 Sep 2011 10:55 PM PDT

JAKARTA - Sheza Idris saat ini sedang berpacaran dengan pengusaha yang tinggal di Singapura. Namun, Sheza mengaku tak berani datang sendiri ke tempat pacarnya.

"Cintaku nyangkut di Singapura. Dia tinggal di sana. Gue bukan tipe cewek yang nekat karena gue masih di bawah orangtua. Kalau mau ke sana harus sama orangtua," ujar Sheza, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Menurut Sheza, pacar yang dirahasiakan identitasnya itu sering juga datang ke Jakarta, sehingga adik kandung Shezi Idris tak harus sering pergi ke Singapura.

"Enggak perlu aku yang harus ke sana. Dia juga masih sering ke Jakarta. Aku enggak harus kontak selalu karena aku punya aktivitas sendiri, dia juga punya aktivitas sendiri," tandasnya.

Meski menjalani pacaran jarak jauh, Sheza tak merasa khawatir. Mantan kekasih Ruben Onsu ini menaruh kepercayaan dengan pacarnya.

"Kalau memang jodoh pasti jadi, biar mengalir saja. Kita kan masih muda, jalani saja. Saling percaya saja," pungkasnya.(rik)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Terlalu Kurus, Nina Tamam Sering Sakit

Posted: 17 Sep 2011 10:09 PM PDT

JAKARTA- Tak seperti kebanyakan wanita yang takut gendut, Nina Tamam justru ingin berat badannya naik. Mantan personel Warna itupun memutuskan berkonsultasi ke ahli gizi.

"Kalau orang-orang masalahnya karena overweight. Aku malah punya problem underwight, karena beratnya enggak pernah selalu pas. Aku akhirnya ke ahli gizi. Dokter bilang 'pantas kurus, kamu enggak sehat makannya'. Akhirnya aku ikut saran dokter untuk makan yang benar, makan buah yang banyak," jelas Nina Tamam ditemui di Intro The Broadcaster Project, EX Plaza, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9/2011) malam.

Setelah melakukan saran dokter dengan disiplin, bobotnya pun beranjak naik. Jika dulu ia sering sakit karena bertubuh kurus, sejak bobotnya naik Nina mengaku jarang sakit.

"Kalau sekarang 53 Kg walau seharusnya 55 Kg sih. Alhamdulilah saya senang-senang saja. Efeknya yang sangat terlihat saya enggak masuk rumah sakit lagi. Karena dulu saya itu sebulan pasti ke dokter karena demam atau yang lain," paparnya.
(rik)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

No comments:

Post a Comment