Laman

Saturday, November 13, 2010

Rianti Cartwright si Pencinta Cokelat

Rianti Cartwright si Pencinta Cokelat


Rianti Cartwright si Pencinta Cokelat

Posted: 12 Nov 2010 11:35 PM PST

JAKARTA - Diam-diam aktris cantik Rianti Cartwright termasuk wanita yang suka dengan cokelat.

"Saya senang banget, saya termasuk chocolateholic. Saya suka sekali dengan cokelat," kata Rianti saat ditemui di Senayan City, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2010).

Mantan kekasih Banyu biru ini merasa tak pernah takut untuk gemuk meski dirinya sudah menggemari cokelat sejak kecil.

"Saya memang dari dulu tidak terlalu kurus, dan tidak terlalu harus memaksakan diri untuk harus kurus, saya enggak pernah mengurangi kegiatan. Jadi saya nikmati hidup, nikmati makan yang penting, apalagi dari kecil saya suka sekali dengan cokelat," paparnya

Begitu sukanya dengan cokelat, bintang film Ayat-Ayat Cinta ini selalu memenuhi kulkas dengan makanan yang digemari anak-anak itu.

"Kalau membuat hidangan dengan cokelat sih belum pernah, tapi saya memang suka cokelat. Jadi di kulkas selalu ada cokelat," tutup Rianti. (nsa)(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Ini Dia Kronologis Cakar-Cakaran Depe-Jupe!

Posted: 12 Nov 2010 10:02 PM PST

JAKARTA-Setelah Dewi Persik (Depe) melaporkan Julia Perez ke Mapolsek Matraman, Jakarta Timur, pekan lalu. Kini giliran pemilik nama asli Yuli Rachmawati itu melaporkan Depe ke Polda Metro Jaya, Kamis (11/11) malam.

Namun, pemilik goyang gergaji itu memiliki bukti video perkelahian dirinya dengan kekasih Gaston Castano tersebut. Video perkelahian tersebut menjadi senjata bagi pelantun Diam-Diam ini menghadapi tuntutan wanita yang akrab disapa Jupe tersebut.

"Enggak penting sebenarnya aku laporkan kejadian ini, karena pasti tidak menguntungkan bagi saya. Tapi kalau aku tidak melaporkan akan membuat dia jadi songong dan enggak jera. Soalnya dia senang mengandalkan asas dan bahkan memutarbalikkan fakta bahwa ini adegan syuting," kata Depe saat berbincang dengan okezone melalui Blackberry Messenger, Jumat (12/11/2010).

Seperti diketahui, adu fisik dan cakar-cakaran antara Jupe dan Depe saat syuting Arwah Goyang Karawang berlangsung merupakan tindakan nyata. Namun, mantan istri Aldi Taher ini mengungkapkan dirinya tidak membalas aksi yang sama.

"Kalau aku balas, dengan memcakar muka atau menyakitinya dengan tindakan fisik setelah kejadian itu, sangat berbahaya untuk masa depanku. Dan aku sangat mencintai orangtuaku Dan keluargaku. Dan berarti Ada unsur yang direncanakan, iya kan?," tuturnya.

Meskipun telah melaporkan Jupe ke pihak kepolisian, akan tetapi Depe sudah memaafkan aktris yang pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Pacitan itu. Namun, dia tetap ingin memberi sanksi bagi mereka yang melanggar hukum.

"Dari kemarin kan kekeluargaan kok. Aku sudah memaafkan. Tapi tindakan yang dilakukan secara liar di negara hukum Indonesia ini harus diberi sanksi," imbuhnya.

"Karena itu berbahaya. Coba kalau aku tidak membela diri dengan menonjok kedua payudaranya. Dan merobek baju yang dipakai sehingga menyembul keluar. Dan terliat dia terus akan mencakar aku sambil menduduki perut dengan cakar-cakaran brutal," sambung Depe.

Perkelahian yang terjadi saat scene syuting untuk film Arwah Goyang Karawang tersebut membuat Depe membela diri.

"Karena dari pembelaan yang aku lakukan, otomatis dia berdiri membenahi badannya dan menutupi payudaranya yang keluar terlihat. Dan waktu itu aku bisa keluar dari diduduki Jupe. Soalnya para kru atau orang-orang yang di sana dipikir adegan syuting mas. Makanya aku membela diri. Aku punya buktinya kok," tuturnya.

Usai melaporkan perkelahian tersebut kepada sutradara, Depe bisa benapas lega. Pasalnya, sang sutradara tahu siapa yang salah dalam kasus ini.

"Dan Mas Helfi sendiri setelah kejadian itu marah dan kecewa sama Jupe karena tidak profesional mencampuradukkan kerjaan dangan urusan pribadi. Dan dia merasa memang Perez tidak mematuhi aturan-aturan yang diarahkan pada adegan fighting, yang harusnya Jupe dulu yang jatuh, tapi dia enggak mau malah aku yang dijatuhkan," tutupnya. (nsa)(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Darah Garuda Didiskualifikasi dari FFI 2010

Posted: 12 Nov 2010 08:08 PM PST

JAKARTA-Mencetak rekor box office di pekan pertama dalam sejarah perfilman Indonesia tak menjamin film Darah Garuda bisa dengan mudah mengikuti Festival Film Indonesia (FFI). Sekuel film Merah Putih itu didiskualifikasi dari kepesertaannya di FFI 2010. Apa pasal?

Film Darah Garuda sebenarnya sudah terdaftar menjadi peserta FFI 2010. Namun film yang mengangkat kisah perperangan ini harus rela didiskualifikasi karena satu dari dua sutradaranya berkewarganegaraan asing.

Untuk diketahui, film yang menghabiskan biaya hampir Rp20 miliar ini disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn yang berasal dari Amerika Serikat. Selain sutradara, film Darah Garuda juga ikut melibatkan produser dan kru yang berasal dari luar negeri.
 
"Ada film yang didiskualifikasi oleh komiter seleksi FFI karena sutradaranya orang asing. Film itu Merah Putih 2 atau Darah Garuda. Kalau hanya pemain atau krunya orang asing itu masih bisa ikut FFI. Tapi kalau sutradaranya orang asing, itu tidak bisa," kata Ketua Komite Festival Film Indonesia (KFFI), Ninik L Karim saat ditemui di Gedung Film, Jalan MT Haryono, Jumat (12/11/2010).

Ninik mengaku kurang mengetahui secara lengkap alasan didiskualifikasinya film yang dibintangi Lukman Sardi, Darius, Atiqa Hasiholan dan Astri Nurdin itu. Namun dia meyakini, keputusan komite seleksi yang diketuai Viva Westi itu memiliki landasan kuat. 

"Detailnya silakan tanya ke komite seleksi. Tapi setahu saya, disutradarai orang Indonesia itu memang bagian dari persyaratan ikut FFI. Itu memang sudah jadi peraturan sejak dulu. Karena namanya juga festival film Indonesia. Saya percaya komite seleksi sudah bekerja dengan baik," ungkapnya.

FFI 2010 rencananya akan digelar di Jakarta pada bulan Desember 2010. Untuk tahun ini 54 film mendaftar sebagai peserta FFI 2010. Setelah diseleksi, delapan film dipilih untuk masuk dalam daftar nominasi.

Kedelapan film itu antara lain, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, Alangkah Lucunya Negeri Ini, Minggu Pagi di Victoria Park, Hari untuk Amanda, 7 Hati 7 Cinta 7 WanitaCinta 2 Hati, I Know What You Did on Facebook, dan Heartbreak.com. (nsa)(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Banyak Kelemahan, Sang Pencerah Tak Lolos FFI 2010

Posted: 12 Nov 2010 08:00 PM PST

JAKARTA-Kehadiran film Sang Pencerah sempat menuai pujian banyak orang. Namun komite seleksi Festival Film Indonesia (FFI) punya pandangan lain dengan tidak meloloskan film ini menjadi nominator FFI 2010.

Film yang mengangkat kisah pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan itu dianggap tidak mampu menghadirkan komplektisitas karakter dengan semangat jaman ketika sang tokoh hidup serta benang merahnya dengan kekinian.

"Upaya untuk mengangkat biografi orang besar patut dihargai karena banyak memberi inspirasi. Tetapi patut disayangkan, biografi yang di maksud baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting yang dialami sang tokoh," kata Ketua Komite Seleksi FFI 2010, Viva Westi saat ditemui di Gedung Film, Jalan MT Haryono, Jumat (12/11/2010).

Viva menambahkan, biografi orang besar yang difilmkan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Terutama mengenai detail dan fakta-fakta historis yang tidak dapat di tawar.

"Kesalahan fakta-fakta historis yang ditampilkan otomatis mengurangi kredibilitas film tersebut. Hal ini yang paling nampak dari beberapa dari beberapa film tersebut," paparnya.

Karena alasan itu, dengan berat hati komite seleksi yang terdiri dari Viva Westi, Abduh Aziz, Dedi Setiadi, Totot Indrarto dan German Mintapradja tak memasukan film garapan Hanung Bramantyo itu dalam daftar film yang akan masuk nominasi.

"Komite seleksi hanya memilihkan film-film yang secara utuh dinilai baik. Dengan berat hati kami tidak memilih film-film yang mungkin mempunyai unsur-unsur yang cukup baik, namun sebagai film secara utuh masih banyak kelemahan," tutupnya. (nsa)
(uky)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

No comments:

Post a Comment