Laman

Tuesday, March 1, 2011

Ahmad Dhani Hadapi Global TV di Dewan Pers

Ahmad Dhani Hadapi Global TV di Dewan Pers


Ahmad Dhani Hadapi Global TV di Dewan Pers

Posted: 01 Mar 2011 01:33 AM PST

JAKARTA - Ahmad Dhani tidak berniat melaporkan balik Global TV yang telah mengadukannya ke Polda Metro Jaya dengan tuduhan pengeroyokan, penganiayaan, perbuatan tidak menyenangkan dan perampasan.

"Tidak ada (upaya hukum). Mas Dhani lebih memilih ke Dewan Pers. Jika mas Dhani salah, biar Dewan Pers yang menghukumnya, bukan teman wartawan," tutur asisten Dhani, Syamsul Huda, saat dihubungi okezone, Selasa (1/3/2011).

Dhani bersikeras tidak ada pemukulan. Apa yang terjadi malam tadi, hanya merupakan kesalahpahaman.

"Tidak ada pemukulan. Ini perbedaan persepsi karena mereka sudah masuk ke dalam ruang privat. Tapi menurut mereka, itu termasuk ruang publik. Biar ini diselesaikan di sana. Hal ini agar menjadi pembelajaran untuk semua," tegasnya.

Kubu Dhani percaya diri tidak akan menyewa jasa pengacara untuk menyelesaikan kasus ini. Mereka menyerahkan semuanya kepada Dewan Pers.

"Kita banyak saksi, tidak terjadi pengeroyokan. Biarkan Dewan pers yang melihat. Tetapi persoalan dengan Global TV itu pada kenyataanya, berulang kali terjadi. Ini beda persepsi, di mana ruang privat yang disambangi, tetapi tidak ada ucapan permisi atau assalamu'alaikum dari mereka (Global TV)," tudingnya.

Syamsul meminta agar masalah tersebut tidak usah dibesar-besarkan.

"Ini enggak usah dibesar-besarkan. Yang jadi tanda tanya, kok bilangnya dikeroyok? Dalam posisi dari mana? Logikanya? Kebetulan sekali saat kejadian polisi berada di lokasi, sehingga polisi menyarankan untuk ke kantor melapor karena sudah tidak kondusif keadaannya, semakin ramai tempat itu semalam. Mas Dhani pun di kantor polisi sangat koopratif," tutupnya.(ang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

Ahmad Dhani Tuding Wartawan Global TV Luka Kena Kamera Sendiri

Posted: 01 Mar 2011 12:42 AM PST

JAKARTA - Wartawan Global TV terluka diduga dianiaya Ahmad Dhani dan anak buahnya. Namun, Dhani mengklaim tidak ada pengeroyokan.

"Bisa saja, kameramen itu terkena gesekan tali ID card dan kameranya," ujar asisten Dhani, Syamsul Huda, saat dihubungi okezone, Selasa (1/3/2011).

Seperti diketahui, kameramen Global TV, Noviandi mengalami luka memar dan goresan di leher karena berusaha mempertahankan kamera dan kasetnya yang hendak disita bos RCM itu.

Diakui Syamsul, Dhani memang berusaha meminta kaset milik Global TV. Tapi tidak dengan cara kasar dan tidak ada pemukulan.

"Saya katakan kepada mbak Yani (reporter Global TV), tolong kasih kaset ke kami, enggak usah ribut. Kami berusaha untuk berbicara baik-baik, tapi mbak Yani tidak bereaksi. Tiba-tiba mbak Yani teriak-teriak 'Tolong, astagfirullah' sehingga membuat warga sekitar mengerubungi mobil," urai Syamsul.

Setelah Yani (Syahriani, reporter Global TV) dan Noviandi masuk ke dalam mobil, Dhani mengejar.

"Sebelumnya memang mbak Yani menghalangi kami dan saya sendiri ada di belakang mbak Yani, melihat kameramen itu menahan dengan mendekap erat kameranya di jok tengah sambil jongkok," papar Syamsul.

"Kami juga heran kenapa mereka (wartawan Global TV) bilang dikeroyok sama mas Dhani. Padahal, jelas-jelas kami tidak merebut atau memukul mereka," imbuhnya.(ang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

AJI: Pers Hormati Hak Privasi

Posted: 01 Mar 2011 12:29 AM PST

JAKARTA - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Nezar Patria mengimbau pers untuk menghormati hak privasi narasumber, terkait adanya dugaan kekerasan terhadap wartawan Global TV yang diduga dilakukan oleh Ahmad Dhani dan pengawal RCM.

"Terkait dalam melakukan peliputan, pers hendaknya juga menghormati kode etik jurnalistik, ada hak privasi yang harus dihormati," ungkap Nezar saat berbincang dengan Okezone via telepon, Selasa (1/3/2011).

Untuk menyikapi kasus kekerasan yang dialami kamerawan Global TV, Nezar belum bisa memberikan tanggapan lantaran belum mengetahui kronologis secara pasti.

"Terkait kerja jurnalistik, Saya belum bisa memberikan komentar, karena saya belum tahu persis seperti apa," tukasnya.

Namun demikian, Nezar mengatakan jika ada kasus penganiayaan atau kekerasan yang diduga dilakukan oleh Ahmad Dhani dan pengawal RCM, tidak hanya wartawan, namun masyarakat biasa pun harus melaporkan hal tersebut ke masalah hukum.

"Secara hukum, (tindakan kekerasan) kepada siapapun tidak dibenarkan karena itu sudah masuk ranah kriminal," pungkasnya.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

No comments:

Post a Comment