Laman

Friday, April 15, 2011

Demo Film Hanung Bramantyo, FPI "Serbu" LSF

Demo Film Hanung Bramantyo, FPI "Serbu" LSF


Demo Film Hanung Bramantyo, FPI "Serbu" LSF

Posted: 15 Apr 2011 01:03 AM PDT

JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) menyambut gaung Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang akan mengharamkan film garapan sutradara Hanung Bramantyo '?' (Tanda Tanya).

Siang ini, FPI menggelar unjuk rasa ke Lembaga Sensor Film (LSF), karena lembaga ini telah membuat kesalahan yang besar dengan meloloskan film '?'.

"Sekarang kami lagi di LSF. Kami datangi LSF, karena LSF telah membuat kesalahan besar dengan meloloskan dua film, yaitu 13 Cara Memanggil Setan dan '?'. FPI menyayangkan peredaran kedua film itu," tegas Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Salim Alattas kepada Okezone melalui telepon selulernya, Jumat (15/4/2011).

Pria yang akrab disapa Habib Selon ini menegaskan, setelah menonton film '?', jelas sekali ada pesan di dalam film yang menyimpang dari ajaran agama Islam.

"Isinya mengajarkan kesesatan dan membuat anak muda murtad. Film ini juga tidak memiliki etika dalam beragama," tandasnya.

Aksi FPI ini merupakan yang ketiga, setelah Banser NU memprotes konten film di mana salah satu dialog mengatakan menjadi anggota Banser adalah pekerjaan. Padahal kenyataannya, menjadi Banser tidak dibayar dan untuk menjadi anggota butuh pelatihan.

Ketua GP Ansor, Nusron Wahid, sudah mengklarifikasi dan meminta Hanung untuk mempelajari lebih dalam soal organisasi di bawah Nahdlatul Ulama itu.

Protes tidak hanya datang dari GP Ansor atau Banser, melainkan juga dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan MUI mengancam akan memfatwa haram film '?', lantaran pesannya dapat mendangkalkan akidah umat Islam.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

Loh, Gufron Bantah Miller Temui Arumi di Singapura

Posted: 15 Apr 2011 12:15 AM PDT

JAKARTA - Nama Miller melekat dalam peristiwa kaburnya Arumi Bachsin. Meskipun sebelumnya pihak Miller membenarkan bertemu Arumi di Singapura, justru eks asisten Kak Seto menjawab tidak.

"Siapapun kenal dia (Miller) di televisi. Pada awal kasus pertama, yang pertama menceritakan masalah Arumi itu, yang menceritakan Miller. Itu kejadian pada bulan Mei," papar Gufron di kantor pengacara Adnan Buyung Nasution, Menara Global, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (14/4/2011).

Dengan tidak menegaskan kenal atau tidak, Gufron menambahkan untuk kasus kaburnya Arumi kedua kali, dia menegaskan bintang film Not for Sale itu tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun, termasuk Miller.

"Untuk kasus yang ini, Arumi tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun, termasuk Miller. Kecuali orang yang kita ketahui sejak Oktober lalu," tandasnya tanpa memaparkan lebih jauh.

Dengan pernyataan itu, artinya Arumi sama sekali tidak komunikasi dengan Miller. Para pewarta pun meminta penegasan Gufron, apakah Arumi berkomunikasi dengan Miller saat di Singapura?

"Tidak ada," jawab Gufron.

Sebelumnya diketahui, bahwa mantan ketua KPAI Hadi Supeno yang menceritakan kronologis kaburnya Arumi pun mengatakan, bintang film 18+ tersebut sempat menelepon temannya, yang kemudian diketahui adalah Miller, agar menolongnya. Pasalnya, saat itu Arumi sedang berdua dengan pria asal Kudus yang konon dikabarkan sebagai orang yang dijodohkan oleh orangtua untuk menikahi Arumi.

Pihak Miller pun membenarkan, bahwa aktor asal Malaysia itu yang membantu Arumi di Singapura. Namun melalui asistennya, Miller menegaskan jika kepergiannya ke Singapura bukan karena disengaja, melainkan saat itu kebetulan dia memang sedang mengurus perpanjangan visa.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

Hanung Bramantyo Diminta Koordinasi dengan GPNU

Posted: 15 Apr 2011 12:08 AM PDT

SURABAYA - Gerakan Penyelamat Nahdlatul Ulama (GPNU) menentang rencana Hanung Bramanyto membuat sekuel film Sang Pencerah. Jika Hanung tetap akan membuat film, dia diminta berkoordinasi dahulu dengan GPNU.

Sekuel film Sang Pencerah bercerita tentang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari. GPNU khawatir kekurangpekaan Hanung dalam isi materi film hanya akan mengundang kontrovesi hingga menimbulkan keresahan warga Nahdliyin.

Ketua GPNU M Khoirul Rijal mengatakan, membuat film tidak bisa dinilai hanya dari segi estetika. Ketepatan cerita menjadi pertimbangan utama, apalagi ini merupakan film sejarah. Sebab, kalau ada sedikit ketidakpuasan bahkan kontroversi dari kelompok masyarakat, film akan ditolak dan akan kehilangan penonton.

"Jika memang Hanung tetap memaksakan akan membuat film sekuel tentang KH Hasyim Asy'ari, GPNU meminta Hanung terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Pengurus PBNU, serta keluarga KH Hasyim Asy'ari di Ponpes Tebuireng tentang isi materi skenario," ucap Khoirul.

Dia menegaskan kepada suami Zaskia Adya Mecca itu bahwa koordinasi penting supaya isi film tidak melenceng dari fakta yang terjadi.

"Koordinasi itu penting karena film seperti ini sudah menyangkut soal ajaran yang disampaikan Rois Akbar NU itu," imbuhnya.

Kekhawatiran GPNU akan sekuel Sang Pencerah setelah melihat film ? besutan Hanung yang menuai protes dari Banser Jawa Timur karena Hanung salah menginterpretasikan Banser, organisasi di bawah Nahdlatul Ulama (NU), sebagai sebuah profesi.

"Ini kan bukti kedangkalan pengetahuan Hanung soal isi materi yang disajikan sehingga terkesan merendahkan institusi Banser," papar Khoirul.(ang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

No comments:

Post a Comment