Laman

Friday, April 8, 2011

Menbudpar Usul Film '?' Jadi 'Bhinneka Tunggal Ika'

Menbudpar Usul Film '?' Jadi 'Bhinneka Tunggal Ika'


Menbudpar Usul Film '?' Jadi 'Bhinneka Tunggal Ika'

Posted: 08 Apr 2011 01:32 AM PDT

JAKARTA - Menteri Budaya dan Pariwisata, Jero Wacik, sangat mengapresiasikan film ? (baca: tanda tanya). Film garapan Hanung Bramatyo ini pernah diusulkan agar judulnya menjadi Bhinneka Tunggal Ika.

"Kemenbudpar dalam hal ini memang selalu memberikan dukungannya kepada karya anak bangsa yang mencerminkan karakter bangsa. Artinya, bangsa kita ini bangsa besar dan terdiri atas berbagai macam golongan. Ini yang harus dipelihara," papar Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Kemenbudpar, Ukus Kuswara, saat dihubungi okezone via telepon, Jumat (8/4/2011).

Ditambahkannya, khusus untuk film-film yang memiliki pesan seperti film ?, Menbudpar memberikan apresiasi khusus pula dan mendukungnya. Diakui Ukus, Menbudpar selalu mendukung anak-anak muda yang berkarya.

"Apalagi film ? itu kan sebagai variasi dari genre film yang ada. Pak Jero memberi usul judul film itu Bhinneka Tunggal Ika," tuturnya.

Pada film ?, penulis skenario Titien Wattimena meracik cerita dari peristiwa-peristiwa aktual dalam satu dekade terakhir. Mereka mengumpulkan kepingan-kepingan peristiwa pemboman Gereja, perusakan harta milik orang lain, kerusuhan antaretnis, dan lain-lain.

Peristiwa aktual ini kemudian dipadupadankan dengan fiksi melalui masalah-masalah pribadi setiap karakter yang ada di dalam film. Dengan latar tempat di daerah Jawa, di mana keberagaman adalah hal biasa seperti dalam satu keluarga ada beberapa pemeluk agama.

Sebagai sineas, Hanung ingin menyampaikan bahwa perbedaan etnis dan agama adalah kenyataan di Indonesia yang patut disyukuri. Film ? dibintangi Hengky Soelaiman, Rio Dewanto, Reza Rahardian, Revalina S Temat, Endhita, dan Agus Kuncoro.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

Film '?' Terinspirasi dari Anggota Banser Rianto

Posted: 08 Apr 2011 01:02 AM PDT

JAKARTA - Meskipun menuai protes dari anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser), cerita film ? (baca: Tanda Tanya) ternyata terinspirasi dari kisah anggota Banser sungguhan bernama Rianto.

Patut diketahui, Rianto merupakan anggota Banser Lamongan yang bertugas menjaga Misa malam Natal di gereja Eben Haezer, tahun 2000 silam. Putra dari pasangan Sukarnim dan Kartinem ini mengamankan bom yang akhirnya meledak hingga meluluhlantakkan tubuhnya.

"Terus terang, ini adalah film komersil. Komersialisasi itu akan disumbangkan kepada Rianto," tutur Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid, kepada wartawan saat jumpa pers di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (7/4/2011).

Film garapan Hanung Bramatyo ini mulai menuai protes bermula dari Surabaya. Ada yang bercerita bahwa dalam film tersebut ada mis-interpretasi tentang Banser yang disebut sebagai pekerjaan.

"Lain kali, lebih bagus jika ada pendalaman dengan in depth interview. Teman-teman Surabaya mendengar cerita dari teman yang sudah menonton. Saya ingin nonton. Perkara teman-teman Banser di Surabaya, memang dia belum nonton," terang Nusron.

Mengenai film ? yang menuai kontroversi dari pihak Banser, dia berpendapat agar film ini dibedah demi kepentingan banyak pihak. Meskipun sebelumnya Nusron mengaku belum pernah terlibat dalam bedah film, namun dia sepertinya tertarik untuk mengulik film ? yang membahas tentang pluralisme.

"Saya belum pernah bedah film, untuk kepentingan semua pihak karena ini mengangkat mungkin sesuatu yang sensitif," tandasnya.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

Film '?' Salah Tafsir tentang Banser

Posted: 08 Apr 2011 12:54 AM PDT

JAKARTA - Film karya Hanung Bramantyo berjudul ? (baca: Tanda Tanya), dinilai salah menafsirkan tentang organisasi pemuda milik Nahdlatul Ulama (NU). Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid pun mengklarifikasi hal ini.

"Saya mempunyai dua catatan bahwa ada sedikit kecelakaan adegan, jadi multitafsir. Bahwa menjadi Banser itu adalah pengabdian, bukan pekerjaan," papar Nusron Wahid, saat menggelar jumpa pers di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (7/4/2011).

Kecelakaan penafsiran tugas Barisan Ansor Serba Guna (Banser) inilah yang dikritisi oleh Nusron sebagai belum sempurnanya Hanung dalam mendalami sebuah organisasi massa.

"Tapi ini menjadi sebuah teks. Ini menunjukkan belum sempurnanya dan belum totalitasnya saudara Hanung," paparnya.

Dalam film ?, karakter Soleh yang diperankan Reza Rahardian diceritakan diangkat menjadi anggota Banser. Soleh menjadi provokator untuk membakar rumah makan milik Ping Hen yang diperankan Rio Dewanto.

"Kalau jadi Banser, bukan hanya seragam. Tapi Banser enggak bisa melakukan itu (menjadi provokator)," terang Nusron.

Kendati demikian, Banser Surabaya yang pertama kali mengkritisi film ini telah mengingatkan seluruh anggota Banser agar tidak anarkis menanggapi penayangan film ?.

Penulis skenario Titien Wattimena meracik cerita dari peristiwa-peristiwa aktual dalam satu dekade terakhir. Mereka mengumpulkan kepingan-kepingan peristiwa pemboman Gereja, perusakan harta milik orang lain, kerusuhan antaretnis, dan lain-lain.

Peristiwa aktual ini kemudian dipadupadankan dengan fiksi melalui masalah-masalah pribadi setiap karakter yang ada di dalam film. Film tersebut dibintangi Hengky Soelaiman, Rio Dewanto, Reza Rahardian, Revalina S Temat, Endhita, dan Agus Kuncoro.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Libya and Oil.

No comments:

Post a Comment