Laman

Monday, February 21, 2011

Bimbim 'Slank' Setuju Film Luar Dinaikan Pajaknya

Bimbim 'Slank' Setuju Film Luar Dinaikan Pajaknya


Bimbim 'Slank' Setuju Film Luar Dinaikan Pajaknya

Posted: 21 Feb 2011 01:11 AM PST

JAKARTA - Lantaran pernah melakukan demo CD di Amerika Serikat, 2006 silam, drummer Slank tahu betul bagaimana sulitnya menembus pasar negara adidaya tersebut.

Segala macam peraturan pajak pun diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Mengetahui pemerintah menaikan pajak film Hollywood, dia pun setuju dengan langkah yang diambil oleh Indonesia.

"Kalau menurut saya sih enggak apa-apa, karena Slank sendiri pernah punya pengalaman yang sama saat masuk ke Amerika, di mana harus kena berbagai bentuk pajak, seperti  harus punya visa kerja, mau ekspor marchandise sampai CD lagu Slank pun dipajakin, dan sebenarnya kita juga harus begitu," papar Bimbim ditemui di RCTI, Senin (21/2/2011).

Menurut lelaki yang kerap mengenakan topi di setiap kesempatan, jika penerapan pajak film, baik dari dalam maupun luar negeri, harus diberlakukan sama besarnya.

"Kalau menurut aku, peraturan pajak memang harus diperlakukan sama. Jangan hanya kita mau jualan di Amerika dikenakan pajak, dan giliran mereka juga harus sama dong. Jadi intinya, pemberlakuan pajak film Indonesia dan pajak film asing harus diberlakukan sama," tegas Bimbim.

Pemilik nama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi meminta pemerintah untuk tidak mengistimewakan produk film yang berasal dari Amerika.

"Jangan mentang-mentang dari luar negeri bisa lain dan enggak kena (pajak), paling tidak pajak yang diberikan tersebut bisa melindungi film nasional Indonesia. Karena jika mau bersaing, terus terang kita pasti kalah antara film asing dengan film Indonesia," pungkasnya.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

"Justru Pajak Film Luar Untungnya Buat Kita"

Posted: 21 Feb 2011 12:26 AM PST

JAKARTA - Langkah pemerintah yang memberlakukan penghitungan ulang terhadap bea masuk film asing dinilai Jessica Jesi Iskandar sebagai langkap tepat.

"Kalau tujuannya baik, positif saja. Cuma paling, efek-efeknya kayak film, jadi enggak tayang itu yang aku sesali. Tapi untuk kenaikan pajak wajar-wajar saja. Justru naiknya pajak itukan (film luar) digunakan untuk membangun negara kita. Jadi kalau misalkan naik dalam angka yang wajar, sah-sah aja," papar Host Tamu Dahsyat ini ditemui di RCTI, Senin (21/2/2011).

Menurut perempuan yang hobi menghabiskan waktu dengan menonton film hollywood, justru senang jika film barat tidak lagi tayang di Indonesia. Lantaran peluang pekerjaan dalam bidang akting di dalam negeri lebih terbuka lebar.

"Artinya, semakin banyak lowongan kerja karena pasti semakin banyak film Indonesia yang akan keluar," tandasnya.

Pelantun Surat Cinta itu meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah terkait langkah MPA (Motion Pictures Association) yang ingin menarik film Hollywood dari tanah air. Langkah ini pun sudah disusul oleh importir film Bollywood dan juga Hong Kong.

"Coba saja diambil jalan tengahnya. Kalau bisa jangan sampai tidak ada juga film Hollywood, karena kalau bioskopnya cuma ada film Indonesia, kasihan bioskopnya. Kan enggak semua orang suka menikmati film Indonesia," harapnya.(nov)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

Jennifer Aniston Jual Mansion Rp371,3 Miliar

Posted: 21 Feb 2011 12:22 AM PST

LOS ANGELES - Jennifer Aniston menjual mansion miliknya yang terletak di Beverly Hills seharga USD42 juta (Rp371,3 miliar). Bangkrut kah janda Brad Pitt itu?

Ternyata tidak. Jen menjual rumahnya karena ingin merayakan ulang tahun ke-42 dengan cara sederhana. Setelah rumah itu dijual, janda tanpa anak itu akan pindah ke New York untuk tinggal di rumah yang lebih sederhana.

Rumah itu dibeli Jen pada 2006 seharga USD13,5 juta. Dia menghabiskan lebih dari dua tahun untuk merenovasinya. Dia lalu pindah pada 2009, tak lama sebelum ulang tahun ke-40.

"Hidupku benar-benar berantakan. Aku benar-benar perlu untuk menyederhanakan hidupku. Dan seiring jalannya waktu, aku memutuskan harus menjual rumah yang kumiliki sekarang," papar Jen yang dinukil Aceshowbiz, Senin (21/2/2011).

New York menjadi kota tujuan baru Jen karena di sana tempatnya tumbuh. Dia bermimpi bisa pindah dari Los Angeles menuju New York.

"Aku tumbuh di sana (New York). Aku rindu tempat itu. Tidak ada yang seperti kota itu. Aku menyukainya," ujar Jen.(ang)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

No comments:

Post a Comment