Laman

Friday, July 30, 2010

"Ternyata Kita Belum Ada Tempat Pengaduan Rakyat"

"Ternyata Kita Belum Ada Tempat Pengaduan Rakyat"


"Ternyata Kita Belum Ada Tempat Pengaduan Rakyat"

Posted: 30 Jul 2010 04:37 AM PDT

JAKARTA - Aksi Pong Harjatmo dinilai Tere sebagai akibat tidak adanya ruang tempat pengaduan rakyat.

"Ke depan harus ada sistem, siapapun yang memberikan pendapat, bisa menggunakan saluran yang tepat untuk beraspirasi," ujar penyanyi yang kini menjadi anggota Komisi X DPR, Tere, ditemui di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat (30/7/2010).

Meskipun begitu, Tere mengaku belum melihat secara langsung aksi yang dilakukan oleh artis senior Indonesia itu. Dia menilai yang dilakukan Pong tidaklah tepat, apalagi seorang Pong Harjatmo adalah figur publik.

"Dia bisa jadi bahan kontemplasi dan setiap aksi punya reason," kata dia.

Tere mengatakan harus ada pemikiran yang komprehensif, karena saat ini masih berjalan prosesnya (di DPR). Dia menambahkan tidak bisa semua yang terjadi saat ini dibilang kegagalan.

"Kita berusaha mengubah sistem dan ternyata kita belum ada tempat pengaduan masyarakat di dalam gedung dewan," ungkapnya.

Selanjutnya, semua harus segera dibenahi, mulai dari proses pemilu. Misalnya, warga harus menggunakan hak (suara) masing-masing.

"Jangan ikut-ikutan, karena ini bicara tanggung jawab bersama," kata dia.

Tere menyarankan agar masyarakat yang ingin berpendapat silakan memberikan opini lewat email, sesuai dengan hak pilih masing-masing. (nov)

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Lissa: 'Keong Racun' Saya Lebih Sukses!

Posted: 30 Jul 2010 03:41 AM PDT

JAKARTA - Meski kecewa berat dengan Charly 'ST12', Lissa si penyanyi asli Keong Racun akhirnya pasrah. Lissa yakin lagu Keong Racun miliknya lebih diterima dibanding versi baru milik Putry Penelope.

"Kalau masalah lagu Keong Racun, kita memang enggak ada masalah. Kita bersaing sehat saja. Saya yakin, versi saya yang lebih diterima masyarakat," ujar Ira, manajer Lissa, saat dihubungi lewat telepon, Jumat (30/7/2010).

Meski awalnya sempat kecewa, Lissa menurut Ira, bangga lagunya bisa membuat Charly tertarik. Malah saat manggung, Lissa sering diminta membawakan lagu milik Charly.

"Kita justru bangga lagunya membuat tertarik Charly. Lissa saja suka membawakan lagu Charly. Kita ini kan sama-sama jualan," katanya.

Tak mau berlarut-larut terlibat polemik Keong Racun, penyanyi berusia 31 tahun itu memilih memikirkan karier musik ke depan.

"Lagunya Lissa itu kan enggak cuma Keong Racun saja. Masih banyak juga lagu-lagu yang jadi hits milik dia. Jadi, kehilangan Keong Racun bukan masalah besar buat dia," pungkasnya. (ang)

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Dewi Persik: 'Keong Racun' Lebih Booming daripada Lagu Saya

Posted: 30 Jul 2010 03:16 AM PDT

JAKARTA - Lagu Keong Racun menyita perhatian publik setelah dinyanyikan Shinta dan Jojo di Youtube. Bahkan, Dewi Persik mengakui lagu tersebut lebih booming daripada lagu barunya.

"Saya merasa lagu ini lebih booming karena menjadi pembicaraan masyarakat. Bukan karena lagunya yang bagus, tapi karena aksi mereka menghipnotis sehingga kita yang enggak tahu lagu Keong Racun, jadi tahu gitu lho. Lagu Keong Racun kan sudah lama keluar," ucap Dewi kepada okezone, Jumat (30/7/2010).

Dewi termasuk orang yang turut memburu video Shinta dan Jojo menyanyikan Keong Racun secara lipsync di Youtube. Mantan istri Saipul Jamil dan Aldi Taher ini bersyukur, berkat Shinta dan Jojo, lagu dangdut kembali terangkat pamornya.

"Paling tidak lagu dangdut booming lagi gara-gara dua anak ini. Belum tentu ada seperti ini karena jarang selebriti dunia maya, artis seperti kita aja belum tentu bisa booming seperti ini. Ini jalan dari Tuhan. Bentuk dari ketidaksengajaan karena kedua anak ini," paparnya.

Menurut Dewi, Shinta dan Jojo memikat perhatian publik dengan caranya sendiri. Tidak perlu berpakaian seronok atau gaya erotis, mimik wajah dua dara manis itu sudah membuat orang yang menonton senang.

"Mereka enggak usah pakai pakaian terbuka, yang seksi dengan gaya erotis. Hanya setengah badan saja kan. Tapi kecentilan dan kelucuan mimik muka mereka itu lho. Masyarakat geli. Bukannya geli karena enggak suka, tapi lucu dan tidak membosankan. Dari segi komersilnya ada," analisa Dewi.

Dengan meledaknya lagu Keong Racun versi Shinta dan Jojo, janda seksi ini mengaku ikut kecipratan berkahnya. "Walaupun bukan lagu saya, tapi saya kecipratan juga sebagai penyanyi dangdut," akunya.

Saat ini, Dewi tengah fokus dengan lagu barunya bersama bos Republik Cinta Manajemen (RCM), Ahmad Dhani. Dewi yang baru bergabung dengan RCM, langsung diajak duet Dhani di lagu Diam-Diam. (ang)

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Zian Zigas Sayangkan Fatwa Haram Infotainment

Posted: 30 Jul 2010 03:11 AM PDT

JAKARTA - Vokalis Zigas, Zian, menyayangkan fatwa haram infotainment. Pasalnya infotainment itu juga saling menguntungkan antara wartawan dengan artisnya.

"Bingung ya, ada dua pandangan dari segi entertain. Sebenarnya itu saling menguntungkan antara artis dengan wartawan. Sangat disayangkan kenapa haram," ujarnya ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (30/7/2010).

Dikatakannya, Di sisi lain sebagai orang biasa, Zian mengatakan ada juga orang yang senang dengan infotainment.

"Masyarakat lebih tahu dengan perkembangan idolanya. Tapi banyak pro dan kontra," terangnya.

Kalau mengenai berita non faktual, Zian berpendapat jika ada kabar seorang artis digosipkan dengan seseorang, asalkan itu ada faktanya, ya harus diakui.

"Ya enggak apa-apa kalau fakta. Jadi kalau kita digosipkan dengan seseorang, harus diakui," pungkas Zian.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pers Bagir Manan mengingatkan bahwa infotainment yang sudah dibumbui dengan opini-opini bukanlah pekerjaan pers, karena sudah di luar fakta.

Dia mengambil contoh pemberitaan tentang perceraian pasangan selebritis. Bagir menjelaskan infotainment yang memberitakan suami istri yang akan bercerai, itu adalah fakta. Tapi kemudian dibumbui omongan orang yang tidak terkait langsung dengan perceraian, maka itu bukan lagi pekerjaan pers.

Bagir juga menjelaskan infotainment memang dapat melaksanakan pekerjaan pers atau juga bukan pers. Dia mengingatkan agar pemberitaan hak-hak pribadi itu tidak membuat orang yang diberitakan itu menjadi keberatan, karena akan menjadi masalah. (nov)

Five Filters featured article: "Peace Envoy" Blair Gets an Easy Ride in the Independent. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

No comments:

Post a Comment