Laman

Sunday, March 7, 2010

Cokelat Usung Rock Etnik di Java Jazz Festival

Cokelat Usung Rock Etnik di Java Jazz Festival


Cokelat Usung Rock Etnik di Java Jazz Festival

Posted: 06 Mar 2010 11:19 PM PST

JAKARTA - Perhelatan akbar musik jazz bertaraf internasional di ajang Java Jazz Festival 2010 ternyata bukan hanya diisi oleh musisi-musisi jazz saja. Aliran musik lain pun ternyata juga bisa menghibur para pengunjung yang hadir di sana.

Lihat saja grup band Cokelat yang malam itu menghibur pengunjung dan tentunya disambut antusias. Berhubung berada di lingkungan jazz, Cokelat pun membawakan lagu-lagu mereka dengan tema rock etnik.

Program ini sehubungan dengan mereka yang menjadi duta besar Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mempromosikan '100% Cinta Indonesia' yang diusung kementerian tersebut.

Tampil di hall B2 Departemen Perdagangan, Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (6/3/2010) dinihari, Cokelat tampil membawakan sekira 12 lagu mulai pukul 00.15 WIB yang langsung disambut oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

"100 persen buatan Indonesia, 100 persen cinta musik Indonesia, 100 persen cinta Cokelat (band). Ini karena Cokelat adalah duta besar kita di Kemendag," demikian sambutan dari sang menteri.

Konser Kikan dan kawan-kawan pun dibuka dengan membawakan lagu Tanah Air. Kemudian disusul Bintang, Jauh, Luka Lama, Saat Jarak Memisahkan Kita, Segitiga, Karma, Salah, 100% Cinta Indonesia, dan ditutup dengan lagu Bendera sekira pukul 02.00 WIB.

Penampilan mereka dinihari itu pun terlihat berbeda dengan membawa "segerombolan" musisi etnik yang menggunakan gamelan dan alat-alat tradisional. "Terima kasih kalian masih berada di sini pagi-pagi buta, kami mengusung rock etnik karena kami menjadi duta untuk Kemendag," kata Kikan sang vokalis yang tampil menggunakan baju serba hitam.

Cokelat pun langsung mengajak grup etnik Kyai Fatahillah khusus dari Bandung. Tak hanya itu, mereka membuat kejutan dengan menghadirkan seorang DJ yang dipadukan dengan musik rock etnik mereka. Bisa terbayang kan, bagaimana kayanya musik mereka.

(nov)

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Rayakan Ultah Biel, Justin Timberlake Terbang ke Swiss

Posted: 06 Mar 2010 10:13 PM PST

LOS ANGELES - Justin Timberlake dikabarkan terbang ke Swiss bersama kekasihnya Jessica Biel. Tampaknya segala rumor yang mengatakan kandasnya hubungan keduanya terbantah dengan kabar ini.

Pelantun My Love ini memang benar terbang ke Eropa pekan kemarin untuk menghadiri the Geneva Auto Show sebagai brand ambassador mobil Audi.

Namun belakangan, dia diminta untuk ikut hadir ke acara ulang tahun Mark Biel ke-28 yang tidak lain adalah saudaranya pada awal pekan ini, demikian dinukil dari digitalspy, Sabtu (6/3/2010).

Kedua pasangan ini pun mengabadikan momen di Swiss. Tampaknya mereka menikmati perjalanan dengan bermain kereta luncur dekat kota Verbier.

Ibu Justin Timberlake sudah merestui hubungan keduanya. Bahkan dia mengharapkan cucu dari rahim Jess.

Tampaknya, Lynn telah jenuh melihat Justin hanya mengejar kesenangan dengan perempuan. Sebelum memacari Jessica, pelantun SexyBack itu pernah pacaran dengan Cameron Diaz dan Britney Spears.

Sebelumnya, hubungan keduanya kandas. Justin memutuskan Biel lewat telepon. Namun rumor tersebut dibantah sahabat-sahabat terdekat mereka yang menyatakan keduanya tidak pernah putus.

(nov)

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Rilis Album Kelima, Warna Buktikan Masih Eksis

Posted: 06 Mar 2010 08:24 PM PST

JAKARTA - Grup vokal Warna siap kembali eksis di pasar musik Indonesia. Personel Warna Steven, Ria, Ary, Ira, dan Sarwana siap merilis album kelima mereka dengan self titled `Warna`.

"Memang semua selain Warna punya kesibukan sendiri, dengan adanya album ini sebagai tanda bahwa warna itu masih ada," ujar Steven yang akrab disapa Steve 'Warna' ditemui di Futsal Kuningan Village, Jakarta saat bermain futsal bersama wartawan hiburan, Sabtu (6/3/2010) malam.

Album Self Title terdiri 11 lagu dengan lagu yang menjadi andalan Miliki Aku, Kau dan Aku, dan Buya Buya (yang kutahu). Untuk manggung bareng, Steve mengatakan Warna tetap tampil meski off air dan tidak sesering dulu.

"Sekarang sudah ada waktu, seperti album ini, kita bisa duduk bareng dan ngomongin, kita mau buat album apa nih," cerita Steve.

Proses pembuatan album sendiri dimulai dari nol. Materi di dalam album kelima ini pun banyak diciptakan sendiri dan mereka bertindak menjadi produser untuk album ini.

"(Proses) setahunan. Ya lumayan lama, karena kemarin Sarwana married dan Ira juga melahirkan, sekarang hamil lagi. Di sela-sela itu, kita enggak tampil. Kita ke studio," papar Steve.

Walau sesibuk apapun, dia mengatakan masih punya waktu untuk Warna. Begitu juga personel lainnya, pasti ada waktu untuk Warna.

"Ya enggak masalah semua juga masih bisa melakukan aktivitas kita. Saya pun juga masih bisa rekaman untuk album solo saya," timpal Sarwana.

Cowok yang sempat didera isu cerai ini menambahkan album self title Warna memang untuk membuktikan kalau Warna masih eksis. Banyak produk baru yang ikut meramaikan industri musik tanah air, tapi menurutnya justru yang berkualitas jarang muncul.

"Sekarang merupakan tanggung jawab kita dengan hadirnya Warna bisa mewarnai dunia musik sekarang," tukasnya.

(nov)

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Go International, D'Masiv Belajar Bahasa Inggris

Posted: 06 Mar 2010 07:22 PM PST

JAKARTA - D'Masiv tidak puas hanya eksis di industri musik dalam negeri. Secara perlahan mereka mencoba menempus pasar internasional.

"Rencana besar kita mau go international. Kita ingin bisa tampil keliling dunia, bisa konser di luar negeri. Ya minimal Asia Tenggara dan kita ingin punya album yang bisa didengar di luar negeri," kata Rian ditemui di RCTI, Jakarta Barat, belum lama ini.

Mimpi yang lama dibangun lima personel D'Masiv ini adalah ingin membuat lagu berteks bahasa Inggris. Rian mengatakan mereka ingin album yang murni berbahasa Inggris.

"Bukan awalnya berbahasa Indonesia lalu diubah ke bahasa Inggris. Makanya, kita belajar bahasa Inggris dulu," aku Rian.

Setelah tujuh tahun, D'Masiv mencoba merangkul banyak fans yang ada di luar Jakarta. Mereka menilai fans adalah darahnya sebuah band musik.

"Kita merasa dihargai. Bagaimana mereka memberikan semuanya dengan kita. Kita sangat senang dan bangga, Restu datang sangat berkesan," papar Rian.

Restu adalah fans D'Masiv yang datang saat D'Masiv tampil di Dahsyat Awards 2010. Dialah yang menjadi inspirasi bagi Rian saat menciptakan lagu Jangan Menyerah.

Meskipun lumpuh, Rian mendapat pelajaran dari Restu bahwa manusia harus tetap bersemangat meskipun didera kekurangan fisik. Lagu Jangan Menyerah yang tercipta dalam waktu 3 menit, merupakan persembahan D'Masiv bagi orang-orang yang memperjuangkan hidupnya.
(nov)

Five Filters featured article: Chilcot Inquiry. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

No comments:

Post a Comment