100 Hari WS Rendra Wafat, Digelar Pementasan |
- 100 Hari WS Rendra Wafat, Digelar Pementasan
- Oppie Diajari WS Rendra Hidup dengan Idealisme
- Pemakaman WS Rendra Ricuh
- Si Burung Merak Meninggal di Hari Baik
- Mantan Istri Hadiri Pemakaman WS Rendra
100 Hari WS Rendra Wafat, Digelar Pementasan Posted: 07 Aug 2009 12:29 AM PDT JAKARTA - Sebelum meninggal, WS Rendra berniat menyelenggarakan pementasan teater. Hingga meninggal, niat itu belum terwujud. Setelah 100 hari Rendra meninggal, baru akan digelar pementasan. "Sebenarnya mas Willi (panggilan Rendra) ingin mengadakan pementasan, tapi enggak bisa karena keburu meninggal. Setelah 100 hari, jika saya dan teman-teman diberi kekuatan, saya akan selesaikan apa yang mas Willi mulai," tutur Mieke Wijaya di Pemakaman Bengkel Teater, Citayam, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/8/2009). Di mata Mieke, Rendra merupakan sosok pahlawan bagi orang-orang miskin dan orang yang dikalahkan oleh hidup. "Mas Willi juga bisa dijadikan guru. Kau tidak akan pergi, mas," sebut Mieke. (ang) |
Oppie Diajari WS Rendra Hidup dengan Idealisme Posted: 07 Aug 2009 12:28 AM PDT DEPOK - Oppie Andaresta mengambil hikmah dari filosofi yang dianut budayawan WS Rendra. Salah satunya adalah hidup dengan idealisme. "Aku kenal dekat dengan Mas Willy tahun 1998. Suami saya kan member di bengkel Teater Mas Willy. Sebenarnya tahun 1995 juga pernah ikut pementasan mas Willy," kata Oppie saat ditemui di Pemakaman WS Rendra di Bengkel Teater Rendra, Citayam, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/8/2009). Kedekatan keduanya adalah seperti orangtua dan teman. Bahkan, pelantun Single Happy ini menganggap pria kelahiran Solo, 7 November 1935 ini sebagai gurunya. "Salah satu filosofi Mas Willy adalah jangan membohongi hati nurani. Jika membohongi bodoh namanya. Dia juga mengajarkan idealisme. Sebenarnya, kita bisa hidup dengan idealisme kita," urai Oppie. Dia menganggap Rendra sebagai pemikir yang selalu menanamkan rasa nasionalisme. Mengutip kata-kata Rendra yang pernah didengar Oppie, anak-anak muda Indonesia saat ini nasionalismenya sudah mulai tergerus. "Bahkan waktu ketemu bulan Juni lalu, Mas Willy masih bisa ngomong politik, karena saat itu kan menjelang pemilihan presiden," tukasnya. (nov) |
Posted: 06 Aug 2009 11:53 PM PDT DEPOK - Proses pemakaman WS Rendra di Bengkel Teater, Citayam, Depok, Jawa Barat, sempat ricuh. Fotografer dan kameramen berjubel terlalu dekat dengan liang kubur. Banyaknya juru foto dan kameramen yang memadati sekitar liang lahat untuk Rendra, agak menyulitkan prosesi pemakaman. Belum lagi ditambah ratusan orang yang memadati tenda yang menaungi liang lahat. Semula, pemakaman hendak ditunda sampai menunggu anak Rendra pulang dari Amerika. Namun, tak menunggu lama, Rendra dimakamkan pada Jumat (7/8/2009), pukul 14.00 WIB. Tampak di antara ratusan pelayat sastrawan dan legenda hidup pers Indonesia Rosihan Anwar, Boediono, Eros Djarot, Slamet Rahardjo, Tarsan, Oppie Andaresta, dan Ine Febrianti. |
Si Burung Merak Meninggal di Hari Baik Posted: 06 Aug 2009 11:18 PM PDT DEPOK - Budayawan WS Rendra meninggal Kamis, 7 Agustus 2009. Hari meninggalnya Rendra itu merupakan hari baik. "Sebenarnya, Mas Willi (panggilan Rendra) meninggal di bulan yang bagus. Meninggal di malam yang baik, malam Jumat. Dia meninggal setelah mengatakan, Allah I love you," tutur Emha Ainun Najib, di Pemakaman Bengkel Teater, Citayam, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/8/2009). Rendra yang terlahir dengan nama Willibrordus Surendra Broto Rendra meninggal pada Kamis, 6 Agustus 2009, pukul 22.00 WIB. Dia meninggal karena penyakit jantung. Ayah vokalis Letto, Noe, itu berdoa untuk Rendra. "Semoga meninggalnya dia indah di hari yang baik dan diterima di sisi Allah," doanya. |
Mantan Istri Hadiri Pemakaman WS Rendra Posted: 06 Aug 2009 11:00 PM PDT DEPOK - Mantan istri kedua H Wahyu Sulaiman Rendra alias WS Rendra, Sitoresmi Prabuningrat, hadir di Pemakaman Bengkel Teater di Citayam, Depok, Jawa Barat. Sitoresmi pernah dinikahi Rendra pada 12 Agustus 1970 dengan disaksikan oleh Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi. Rendra pun memeluk agama Islam untuk menyunting putri darah biru Yogyakarta yang memiliki nama lengkap Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat itu. Sitoresmi yang kini aktif berpolitik datang dengan mengenakan baju putih dibalut kerudung hitam dan berkaca mata hitam. Tak jauh dari Aula Bengkel Teater Rendra, istri ketiganya, Ken Zuraida, terus menangis sambil menunggu prosesi pemakaman budayawan berjuluk Si Burung Merak itu. Para seniman seperti Renny Djayusman, Bens Leo, Iwan Fals, Mieke Wijaya, Ginanjar, Miing, dan Jaja Miharja ikut mengiringi kepergian backing vokal Kantata Takwa itu. Pria kelahiran Solo, 7 November 1935 itu meninggal dalam usia 73 tahun. Dia meninggalkan 11 anak dari ketiga istrinya. |
You are subscribed to email updates from Sindikasi celebrity.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Inbox too full? | |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment