Laman

Saturday, August 29, 2009

Bernyanyi sambil Berdakwah

Bernyanyi sambil Berdakwah


Bernyanyi sambil Berdakwah

Posted: 28 Aug 2009 10:52 PM PDT

JAKARTA - Bernyanyi sambil berdakwah, tidak semua penyanyi bisa melakukannya. Namun, dari sekian banyak musisi di Tanah Air, ada beberapa nama yang identik dengan nada dan syiar dakwah itu. Siapa saja mereka?

Nama Rhoma Irama, memang telah menjadi legenda musik di Indonesia. Genre musik dangdut yang dibawakannya telah melebar menjadi sarana dakwah. Terlihat dari lirik-lirik lagu yang diciptakannya. Paling fenomenal pula, yakni kelompok Bimbo. Kini, beberapa nama pun muncul membawakan spesialis nada-nada dakwah tersebut.

Sebut saja Opick, Haddad Alwi, Sulis, atau Grup Debu. Dengan spesialisasi musik yang dibawakannya, tentu saja tujuan terbesar mereka adalah syiar agama, khususnya Islam.

Opick sangat fenomenal dengan lantunan lagu Tombo Ati. Bahkan, lagu ini selalumenyertai setiap datangnya Ramadan. Selain Opick, Haddad Alwi pun muncul sebagai salah satu ikon ranah musik islami di Tanah Air. Haddad menyajikan tembang-tembang menyejukkan hati, dengan ciri khas menyertakan penyanyi anak-anak untuk memopulerkan lagu-lagunya. Sulis pun yang notabene penyanyi binaannya, kini telah menjadi penyanyi spesialis musik islami.

"Selama lima tahun, saya terus mencari pengganti Sulis. Alhamdulillah, saya sudah bertemu Anti yang suaranya tak begitu beda dengan Sulis," ucap Haddad ditemui dalam peluncuran album barunya bertajuk Marhaban Ya Ramadan, di Jakarta, Kamis (27/8).

Mengapa Haddad menggandeng penyanyi cilik? "Saya prihatin dengan anak sekarang yang sudah jarang mengenal salawat. Mereka justru fasih menyanyikan lagu dewasa," jelas lelaki kelahiran 13 Maret 1959 ini.

Album yang diluncurkan ini pun, sebagian besar berisi tentang amalan dakwah sederhana, khususnya untuk anak-anak. Minimal lagu-lagu yang dibawakannya itu bisa menjadi referensi musik baru bagi anak-anak Indonesia.

"Semoga album ini bisa menjadi media yang bisa memompa semangat anak-anak untuk kembali bersalawat, sehingga lebih mengenal dan mencintai Allah dan Nabi Muhammad SAW," katanya.

Grup Debu, boleh jadi menjadi grup asing yang beruntung bisa mengeluarkan banyak album di Indonesia. Beranggotakan warga mualaf dari berbagai negara,Grup Debu memberi nuansa lain dalam tembang-tembang berlirik dakwah di Indonesia. Mustafa, vokalis Debu, mengatakan bahwa pihaknya sangat senang bisa berdakwah sambil bermusik.

"Saya melihat hal itu lebih banyak manfaatnya ketimbang hanya sekadar menghibur," ungkap Mustafa kepada Seputar Indonesia.

Namun, bermusik yang dibawakan Debu, bukan untuk berdakwah, melainkan lebih menjadi sebuah ekspresi kerinduannya pada Allah SWT. Menurut Mustafa, jika banyak orang melepas rindu pada Allah itu dengan menangis dan sebagainya, Debu melepas rindu dengan lagu.

"Syiar yang kita lakukan ini sebagai ungkapan rindu. Kita tidak mengajak orang untuk berbuat sesuai dengan ajaran agama. Hidayah itu datang dari Allah dan bukan datang secara dipaksakan, dan kita tidak memaksa orang untuk melepas rindu pada Allah," tuturnya bijak.

Debu telah sembilan tahun bermusik di Indonesia. Ketika karya direspons masyarakat Indonesia, suatu anugerah yang luar biasa bagi mereka. Selama dua tahun terakhir, Grup Debu mengisi acara musik di TPI melalui acara Musik Sufi Debu.

Album Debu pun tidak hanya dirilis dalam bahasa Indonesia, tetapi beberapa bahasa seperti bahasa Turki dan Inggris. Penyanyi Sulis pun mengakui, profesinya sebagai penyanyi rohani tidak jauh karena keinginannya berdakwah. Sejak usia sembilan tahun, pelantun tembang Thoyibahini sudah pandai melantunkan tembang- tembang religi.

"Sejak kecil, saya memang senang dan nyaman, bahkan sudah menjadi satu jiwa dengan musik Islam," ujar Sulis.

Perempuan kelahiran Solo, 23 Januari 1990 ini pernah membawakan lagu-lagu pop,tetapi tidak bertahan lama. "Jiwa saya sudah ke lagu-lagu dakwah," kata Sulis yang kini menjadi seorang remaja. (ang)

Fachry-Marsha Minta Doa

Posted: 28 Aug 2009 10:28 PM PDT

JAKARTA - Pasangan Fachry Albar dan Marsha Timothy menikmati hubungan mereka yang kian mesra, meski memiliki perasaan prinsipiil.

Mereka pun meminta doa, jikalau suatu hari mereka berjodoh. Fachry merupakan pria muslim, sementara Marsha seorang kristiani. Hal itu tidak menjadi kendala dalam jalinan kasih mereka.

"Semakin lama, hubungan kita makin meningkat, kok. Saya makin tahu luar dalam Chacha (sapaan akrab Marsha), dan kita bisa saling mengerti," ucap Fachry saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Kamis (27/8) malam.

Cinta dan toleransi menjadikan hubungan mereka kian indah. Terlebih pada bulan puasa seperti ini, kekompakan mereka kian teruji. Chacha menemani sang kekasih puasa, kemudian mereka berbuka dengan masakan Fachry. (ang)

Mischa Barton Curhat

Posted: 28 Aug 2009 10:14 PM PDT

LOS ANGELES - Satu bulan setelah dinyatakan berada dalam pengawasan psikiater, Mischa Barton berbicara kepada media mengenai rehabilitasinya.

"Saya menuju tempat yang sulit, di mana semua bagai tertutup untuk saya, dan seperti sebuah badai yang sangat besar, semua terjadi kepadaku dalam sekali waktu," ujar Mischa kepada Time Out Newy York, seperti dikutip People.

Mantan bintang serial televisi The OC ini sudah dijadwalkan untuk memulai syuting film The Beautiful Life, dan berkeliling ke beberapa negara untuk mengurus kontrak, dan kemudian mengalami masalah pada giginya. (ang)

Thalita Latief Ingin Jadi Orang Gila

Posted: 28 Aug 2009 08:05 PM PDT

JAKARTA - Thalita Latief penasaran ingin memerankan orang gila. Semua karakter orang sudah pernah dijajalnya, hanya menjadi orang gila yang belum.

"Masih ada peran yang ingin banget gue perankan. Semua karakter sudah pernah dicoba. Mulai orang jahat sampai lugu jadi gadis desa. Tapi karakter yang ingin gue coba yaitu jadi orang gila atau sakit jiwa," ungkap Thalita di Studio Cawang, Jakarta Timur, Jumat (28/8/2009).

Bintang film Lawang Sewu ini menganggap peran sebagai orang gila sebagai sesuatu yang unik dan menantang.

"Setiap peran itu punya tantangan sendiri. Gue penasaran jadi orang gila karena itu kan jauh dari kehidupan gue yang asli," jelasnya. (ang)

Saksi Kunci Kematian Jacko Luput Diinterogasi

Posted: 28 Aug 2009 07:01 PM PDT

LOS ANGELES - Sudah dua bulan Michael Jackson meninggal. Kematiannya masih menyisakan pekerjaan rumah bagi polisi. Ada dua saksi kunci yang luput dari interogasi.

Kedua saksi kunci tersebut adalah staf yang bekerja di rumah Michael, yakni Michael Amir dan petugas keamanan Alberto Alvarez. Mereka belum diinterogasi karena petugas kepolisian sibuk.

"Kami sudah mengatur waktu agar klien kami diperiksa polisi. Pertemuan pertama gagal dan dijadwalkan ulang. Sementara pertemuan kedua, detektifnya yang absen," jelas Carl Douglas, kuasa hukum kedua staf tersebut, yang dikutip Femalefirst, Sabtu (29/8/2009).

Alberto adalah orang yang menghubungi petugas medis saat penyanyi berusia 50 tahun itu ditemukan tak sadarkan diri pada 25 Juni 2009. Keterangan Alberto diyakini akan membantu petugas dalam menuntaskan penyebab kematian Michael.

Rupanya untuk menangani kasus kematian King of Pop, hanya tiga detektif yang diterjunkan untuk melakukan investigasi. Itu juga yang menjadi alasan lambatnya penanganan kasus ini. (ang)

No comments:

Post a Comment