Laman

Thursday, August 6, 2009

'Mbah Surip' Bangkit Lagi di Bulan Puasa

'Mbah Surip' Bangkit Lagi di Bulan Puasa


'Mbah Surip' Bangkit Lagi di Bulan Puasa

Posted: 06 Aug 2009 12:09 AM PDT

JAKARTA - Meskipun sudah meninggal, 'Mbah Surip' dipastikan akan muncul kembali di layar kaca untuk menghibur masyarakat yang sedang menjalani puasa di bulan ramadan.

Tapi jangan salah dulu, ini bukan berarti Mbah Surip bangkit dari kuburnya, seperti mati suri yang pernah dialami Mbah Surip sebelum ke Jakarta. Melainkan, Mbah Surip akan muncul di layar kaca dalam bentuk video klip barunya dari lagu yang berjudul Bangun Tidur.

Kepastian tersebut ditegaskan pihak label Falcon, Adit OB saat ditemui okezone di Jakarta, Rabu (5/8/2009) malam. "Video klip harus tetap dijalankan. Sepatu merah, kuning, dan hijau sudah kita siapkan," tegasnya.

Label yang menaungi Mbah Surip ini juga mengaku sudah menyiapkan belasan model terkenal untuk mengisi video klip tersebut. Seperti Agus Ringgo, Desta, dan Fauzi Badillah yang mengisi video klip Tak Gendong, dipastikan akan tampil lagi.

Selain itu, label juga sudah menyiapkan budjet Rp100-150 juta untuk penggarapan video klip dan Rp1-2 miliar untuk promo ke media-media.

"Lagu BangunTidur ini konsepnya adalah ingin membangunkan orang di bulan puasa nanti. Ada lucu-lucuannya juga," ungkapnya.

Sementara mengenai sosok Mbah Surip sendiri di dalam video klip ini, Adit menegaskan pihaknya tidak akan menggantikan sosok Mbah Surip dengan orang lain. "Mbah Surip akan kita masukkan insert-insertnya saja. Mudah-mudahan ini bisa menambahkan income untuk keluarga," pungkasnya.

(uky)

Single Religi Reggae Mbah Surip Dirilis Sebelum Puasa

Posted: 05 Aug 2009 11:49 PM PDT

JAKARTA - Sebelum wafat, Mbah Surip pernah mengaransemen lagu huruf hijaiyah dengan alunan musik reggae. Rencananya, single ini akan diluncurkan sebelum bulan Ramadan.

Al Munir Rahmat, produser acara musik Playlist ini mengatakan, kakek empat cucu ini sudah lama menciptakan lagu yang diberi judul Belajar Mengaji.

"Saya senang dengan lagu ini. Ternyata Mbah Surip bisa mengiringi lagu rohani," ungkap kawan akrab Mbah Surip ini saat ditemui di Markas Surabaya Community di Jalan Palbatu Raya No 4, Jakarta Selatan, Rabu (5/8/2009).

Al Munir sempat memutar sepenggal lagu yang rencananya akan dirilis dalam acara Playlist ini. Dia sendiri mengaku menikmati lagu yang biasanya akrab dilantunkan anak-anak saat pertama kali belajar huruf arab.

"Saya menikmati lagu ini, baru kali ini ada lagu rohani dengan musik reggae," tambah Al Munir.

Dia berjanji akan memproduseri lagu yang diaransemen oleh Mbah Surip.

"Lagunya enak dan kami juga akan memproduseri," janji Al Munir. (nov)

Mbah Surip Senasib dengan Gombloh

Posted: 05 Aug 2009 11:46 PM PDT

JAKARTA - Perjalanan karier musik Mbah Surip mirip dengan yang dialami penyanyi yang beken di era 1980-an, Gombloh. Keduanya berangkat dari seniman jalanan dan meninggal di saat baru mulai tenar.

"Mbah Surip bisa disamakan dengan Gombloh karena Gombloh berkarya dengan proses panjang. Gara-gara menciptakan lagu Di Radio, dia dikenal. Setelah itu, enggak lama meninggal," tutur sutradara video klip Mbah Surip, Edy Khemot, di sela syuting video klip kedua Mbah Surip di Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (6/8/2009).

Gombloh lahir di Jombang, Jawa Timur, 14 Juli 1948 dan wafat di Surabaya, Jawa Timur, 9 Januari 1988 karena sakit. Dia musisi jalanan yang baru populer setelah lagu Kugadaikan Cintaku (Di Radio) menjadi hits pada 1980-an.

Sementara, Mbah Surip yang lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 5 Mei 1949, sejak 1979 merantau dari Mojokerto ke Jakarta. Dia hidup menggelandang sebagai seniman jalanan. Publik baru mengenal figur Mbah Surip setelah lagu Tak Gendong meledak di pasaran dan digemari.

Sayang, ajal menjemput Mbah Surip terlalu cepat. Belum sempat menikmati jerih payah, Mbah Surip meninggal karena penyakit jantung dan kelelahan pada Selasa, 4 Agustus 2009. (ang)

Jam 12 Malam, Mbah Surip Pernah Minta Ngegimbal Rambut

Posted: 05 Aug 2009 11:46 PM PDT

JAKARTA - Sosok Mbah Surip yang unik, kerap menyisakan cerita-cerita yang menarik. Salah satunya, adalah bagaimana proses dia bisa menggimbal rambutnya yang panjang itu.

Mengenai hal ini, teman dekat Mbah Surip di Warung Apresiasi Bulungan, Tony Q Rastafara punya cerita.

Pria yang sudah kenal Mbah Surip sejak tahun 1983 di komunitas bulungan mengaku punya sebuah cerita yang tak bisa dilupakannya bersama Mbah Surip. Pernah suatu hari di tahun 2003, sekira pukul 11 malam Mbah Surip mendatangi rumahnya dan meminta agar rambutnya dibuat seperti dirinya.

Saat itu Mbah Surip minta digimbal, karena keesokannya dia harus menjalani syuting untuk albumnya 'Ijo Royo-Royo'. "Ton, buatin rambut kayak kamu dong," kutip Tony.

Karena sudah tengah malam, Tony pun secara halus menolak permintaan Mbah Surip. Soalnya untuk ngegimbal rambut tidak cukup waktu sebentar. Membutuhkan waktu seharian. Dia khawatir Mbah Surip kecapean dan tidak bisa menjalankan syuting.

Akhirnya, Tony pun meminta Mbah Surip kembali pulang dan mencari dirinya lagi jika sudah selesai syuting atau sedang tidak sibuk, untuk ngegimbal rambutnya.

Beberapa hari ke depan, Tony bertemu lagi dengan Mbah Surip. Ternyata rambut Mbah Surip sudah digimbal seperti dirinya. Mbah Surip pun dengan bangga menunjukkan kepada Tony bagaimana dia menggimbal rambutnya, yaitu dengan dililitkan dengan benang.
(uky)

Edwin 'Cokelat' Terancam Bui 5 Tahun

Posted: 05 Aug 2009 10:56 PM PDT

JAKARTA - Gitaris Cokelat, Edwin, terserat kasus penipuan dan penggelapan. Gara-gara memperkenalkan band baru dengan seorang temannya, Edwin terancam penjara lima tahun. Bagaimana kronologisnya?

Edwin mengenalkan band baru bernama Alinz dengan Ervan yang mengaku sebagai managing director PT Pandawa. Ini merupakan perusahaan titip edar yang biasa membantu mengorbitkan band baru.

"Pada 4 juni 2009, kami telah melaporkan Edwin dan Ervan terkait penipuan dan penggelapan. Klien kami ditipu oleh Ervan dan uangnya digelapkan," jelas pengacara band Alinz, Edi Kurniawan, di Tea Box, Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2009) malam.

Awal kasus itu bermula dari keinginan Alinz untuk titip edar. Lantaran salah satu personelnya kenal Edwin, mereka meminta bantuan Edwin. Edwin lalu mengenalkan mereka dengan Ervan. Dibuatlah perjanjian pada 18 Februari 2009.

"Kami sepakat dan memberikan uang ratusan juta rupiah kepada Ervan. Tapi lagu Alinz tidak muncul di radio. Kami sudah coba menghubungi Ervan, tapi mengelak dan bahkan mau kabur," urainya.

Alinz lalu mencoba menghubungi pemilik PT Pandawa. Akhirnya kedok Ervan terbongkar. Di PT Pandawa, dia bukan managing director. Tugasnya hanya membantu-bantu.

"Uang itu dimakan Ervan sendiri. Kami sudah menelepon, tapi tidak ada pertanggungjawaban baik etika secara pertemanan maupun secara profesional," lanjutnya.

Pada Rabu, 5 Agustus 2009 sore, Edwin telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Statusnya sebagai saksi kunci. Sementara, Ervan telah resmi menjadi tersangka.

No comments:

Post a Comment